JKGR-(IDB) : Kita
telah mendengar berulangkali PT pindad akan membuat tank medium untuk
mengisi kebutuhan TNI AD. Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto
Soedarsono mengatakan tank Pindad itu berkekuatan 500 tenaga kuda dengan
bobot sekitar 28 – 30 ton.
Beberapa
anggota Komisi I DPR mengaku telah melihat prototype tank pindad
tersebut. Antara lain Wakil ketua Komisi 1 DPR, TB hasanuddin.
“Prototipe tank sudah jadi dan sudah jalan. Hasilnya cocok, kenapa tidak
dikembangkan. Tinggal sekarang bilang oke, buat yang banyak”, ujar TB
Hasanuddin.
KSAD
Jenderal Pramono Edhie Wibowo juga berbicara tentang tank medium
Pindad. “Pindad hanya mampu mengembangkan tank tingkat sedang. Untuk
tank berat kita belum mampu. TNI sedang bekerja sama dengan PT Pindad
mengembangkan tank yang ada”, ujar KSAD.
Seharusnya prototype-nya sudah berwujud karena tahun 2008, Presiden SBY meminta PT Pindad membuatkan Tank bagi TNI AD.
Informasi
terakhir yang dipublikasikan Kementerian Pertahanan adalah, PT Pindad
bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membuat tank/ Infantry Fighting
Vehicle K-21 yang dipasang turret 90mm dari CMI Belgia.
Akan
tetapi, kita tidak punya gambaran seperti apa tank medium yang akan
dibuat Pindad. Tank K-21 hanya mengusung Canon 40mm atau 30 mm.
Sketsanya pun tidak tahu seperti apa ?. Gelap.
Informasi
terbaru muncul dari “Julian Assange Indonesia” Audryliahepburn.
Menurut “Julian Assange Indonesia” ini, tank medium Pindad berbentuk
menakjubkan. Kira kira hull-nya (body) menyerupai tank Merkava Israel
dengan turret menyerupai Abrams Amerika Serikat.
Tank medium Pindad itu, berbobot 28-30 ton, memiliki canon 105mm dengan setir di sebelah kanan dan engine di kiri.
Yang
menjadi pertanyaan adalah, hull tank medium negara mana yang akan
dijadikan rujukan ? Tank Merkava merupakan MBT dengan bobot 60 ton ke
atas, demikian pula dengan M1 Abrams.
Sejauh
ini panser Anoa merujuk pada VAB Renault Perancis. Rantis Pindad 4×4
merujuk ke Renault Sherpa APC 4×4 Perancis. Jika kita menelusuri rekam
jejak Pindad, maka tank yang akan dibuat seharusnya merujuk ke
Perancis.
Pilihannya
adalah AMX-56 LeClerc. Namun LeClrec berupa main battle tank berbobot
54 ton. Pilihan lain, AMX-30 dengan bobot 36 ton dan canon 105mm.
Namun tank ini sudah jadul. Pertama diproduksi tahun 1966. Bentuk
hull-nya pun tidak mirip dengan Merkava Isreal.
Bagaimana
dengan tank Korea Selatan ?. Tank utama Korea Selatan adalah K2 Black
Panther 55 ton dan KIA1 berbobot 56 ton. Spesifikasi tank Korea yang
berbobot 28-30 ton adalah IFV K-21.
Namun
tank itu tidak didisain untuk mengangkut Canon 105. Bentuknya pun jauh
dari Merkava. Pertanyaan lanjutan adalah, tank Pindad ini menggunakan
turret apa ?. Sejauh ini kita belum pernah mendengar Indonesia akan
membeli turret M1 Abrams, walaupun Abrams memiliki turret canon 105mm.
Untuk
urusan Canon, yang paling memungkinkah adalah menggunakan CT-CV Turret
105 mm Belgia, karena TNI telah lama bekerjasama dengan CMI- Belgia,
sejak pemasangan canon 90mm di tank Scorpion Inggris.
CT-CV
Turret 105 mm Belgia memang diciptakan untuk light atau medium tank,
baik roda bergerak atau rantai berjalan. CT-CV Weapon System dilengkapi
canon yang mampu menembakkan berbagai jenis amunisi kaliber 105m NATO,
maupun ATGM.
Dengan
sudut tembakan -10° hingga +42°, turet ini diklaim cocok untuk daerah
urban serta geografis yang sulit, termasuk beyond-line-of-sight
engagements. CT-CV Turret 105 mm didisain untuk panser atau tank medium
yang bisa diangkut pesawat terbang. Turret ini memiliki sistem
pengindera siang dan malam, menembak lawan sambil bergerak, ammunition
rack with autoloader, fully digitized system, sehingga dijuluki Hunter
Killer.
Jadi
apakah mungkin tank K-21 Korea Selatan akan dipasang CT-CV Turret 105
mm Belgia ? Namun hull tank K-21 tidak mirip Merkava Israel. Turet
CT-CV Weapon system Belgia, juga tidak mirip dengan Turret M1 Abrams.
Jadi
kira-kira, dari mana asal muasal tank medium Pindad yang disebut
berbobot sekitar 30 ton itu ? Apakah tank itu benar-benar dibuat oleh
Pindad atau beli bekas lalu dimodifikasi/refurbished ? Tambah bingung
lagi.
Mari kita dengarkan penjelasan dari Direktur Produk Manufaktur Tri Hardjono yang disampaikan tahun 2012 silam: “PT
Pindad akan melakukan pengembangan Panser Canon 6×6 Anoa, untuk
menghasilkan Kavaleri (Canon 90 mm) dan Infanteri Fighting Vehicle
(Canon 20 mm)”.
Kalimat
tersebut bisa diartikan Pindad akan membuat Panser Tarantula/Black Fox
dengan Canon CSE 90mm Belgia. IFV Canon 20mm berarti semacam Tank K-21
Korea Selatan.
“PT
Pindad juga akan menjalankan program retrofit tank AMX-13 beroda
rantai untuk peningkatan daya gerak, daya gempur, fungsi optik, dan
komunikasi”.
Kalimat ini jelas, dan kita sudah melihat AMX-13 hasil retrofit Pindad.
“Selain
itu, PT Pindad akan melakukan peremajaan medium tank dengan perkiraan
harga per unit mencapai Rp 35 miliar. Pengembangannya memakan waktu 1,5
sampai 2 tahun. Pada 2014 nanti, medium tank ini sudah bisa unjuk
kemampuan di hadapan masyarakat”.
Tri
Hardjono tidak menjelaskan tank medium mana yang akan diremajakan
senilai Rp 35 miliar/ unit. Peremajaan itu dilakukan sejak tahun 2012
dan seharusnya selesai tahun ini. Tank mana yang dimaksud ?. Indonesia
saat ini tidak memiliki medium tank. BMP-3, AMX-13, Scorpion, Alvis
Stormer, semua berbobot di bawah 20 ton. Apalagi AMX-13 hanya 15 ton.
Apakah
PT Pindad meremajakan generasi kedua tank medium China Type 69. Tank
ini memang mengusung canon baru 105mm, turbocharged engine, Points of
light into the fire control system, night vision, friction dampers
serta suspensi baru.
Tapi menurut saksi mata, tank baru Pindad itu, akan melakukan proses pemotongan baja. Bisa jadi ada beberapa proyek yang dikerjakan PT Pindad, bisa juga tidak. Informasi yang didapat terlalu melebar dan tidak fokus.
Memang
agak susah mencari tank medium yang canggih saat ini, karena
negara-negara maju secara militer, tidak lagi mengembangkannya, pasca
perang dunia II. Mereka memilihuntuk memodernisasi main battle tank
seperti: Leclrec Perancis, T-99 China, MBT 70 Jerman, T-90 Rusia, M1
Abrams AS, Arjun India, Zulfikar Iran, Merkava Israel, Al-Khalid
Pakistan, PT-91 Polandia, Challenger 2 Ingris dan lain sebagainya.
Tank medium seperti Panzer IV Jerman, M4 Sherman AS, AMX 30 Perancis, sudah ditinggalkan.
Memang
ada beberapa negara yang mengembangkan tank medium, namun tidak
banyak, antara lain Argentina dengan Tanque Argentino Mediano atau tank
TAM. Tank tersebut dijadikan Argentina sebagai main battle tank dengan
canon 105 mm FM K.4 Modelo 1L. Tank berbobot 30 ton ini dibuat
berbagai varian seperti: Self-propelled howitzer, Armored Recovery, dan
ATMG. Namun tidak ada sejarahnya Indonesia bekerjasma dengan Argentina.
Beritanya pun tidak pernah terdengar.
Kalau
melihat produsen tank terkemuka saat ini, PT Pindad bisa jadi membidik
Infantry Fighting Vehicle (IFV) Marder buatan Jerman.
IFV
Marder memiliki bobot 28,5 ton dengan mengusung canon 20 mm
Rheinmetall dan MILAN ATGM launcher. Model hull-nya mirip dengan tank
Merkava Israel.
IFV
Marder mulai dipensiunkan dari militer Jerman dan sekarang ditawarkan
keluar negeri. IFV Marder yang ditawarkan termasuk paket retrofit untuk
memenuhi kualifikasi operasi tempur terkini.
Dengan demikian seharusnya tidak ada masalah bila Pindad ingin memiliki IFV Marder ini.
Sama
halnya dengan pembelian 100 MBT Leopard 2 eks Jerman oleh TNI AD.
Leopard 2 mulai dilepas Jerman, karena negara itu sedang terlibat join
production dengan Amerika Serikat untuk proyek MBT-70.
Bahkan
perusahaan Rheinmetall Jerman, menyiapkan diri untuk meng-upgrade
Marder tersebut, baik dalam bentuk Infantry Fighting Vehicle ataupun
berupa main battle tank ukuran medium.
Menurut
Rheinmetall, perubahan dari IFV menjadi medium-weight main battle
tanks merupakan solusi yang jitu secara keuangan, tanpa mengurangi
kehandalan tank tersebut.
Gambar
di bawah ini adalah IFV Marder yang telah di-overhauled oleh
Rheinmetall dengan teknologi proteksi dan sistem kemudi yang baru.
Tank
medium Marder ini mengusung canon 105mm Oto-Melara. Turet asli Marder
diganti dengan turet baru: M151 Protector remotely controlled weapon.
Proteksi
balistiknya juga ditingkatkan menjadi STANAG Level 4+ dan Mine
Protection Level 3a/3b+. Mesinnya dirubah menjadi MTU MB883 diesel
bertenaga 600 tenaga kuda.
Pembangunan
Tank medium PT Pindad berbasis IFV Marder dengan canon 105 mm
Rheinmetall/ Oto-Melara, bisa seiring dengan pengadaan dan refurbished
100 MBT Leopard 2 yang sedang dipesan TNI AD.
Pindad akan melakukan pemotongan pertama baja tank medium beberapa bulan lagi.
Semoga
saja disainnya merujuk ke IFV Marder Jerman, sehingga terwujud apa
yang dikatakan, hull menyerupai Merkava dan turet mengikuti Abrams.
Tank
itu pasti laris manis di Asean dan membanggakan. Kita jadi ingat
pernyataan Atase Militer Perancis ke Indonesia: “Kalau membuat
alutsista, langsung ke negara produsennya”.
Quote of the Day:
“Jadi
jangan lagi ada anak buah saya yang hanya gosok-gosok tank itu saja
(tank lama), membersihkan rantai, mengganti oli, tanpa bisa digunakan.
Kasihan sekali, dan itu sangat menyakitkan”: KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar