Sabtu, 06 Oktober 2012

Viva la Revolucion!


Revolusi. Kata yang menakutkan, karena memantulkan gelora semangat, agresi, dan pergerakan yang amat dinamis. Kalau kata tersebut disematkan pada tank, apa jadinya?

Jawabannya mungkin hadir dalam bentuk penyempurnaan Leopard 2A4 yang dikemas dalam sejumlah paket modul racikan Rheinmetall. Dibuat sebagai proyek pribadi perusahaan (AD Jerman tidak menggunakan Revolution), Rheinmetall menyasar Leopard 2A4 yang kini tersebar ke seluruh dunia. Dengan adopsi paket Revolution, maka Rheinmetall berharap bahwa mereka masih bisa meraup untung dari sistem yang sebenarnya sudah cukup tua. Pengguna yang membeli tentu juga untung, karena alutsista mereka masih bisa dipakai untuk setidaknya 20-30 tahun kedepan. Rheinmetall mencoba untuk membenahi dua aspek saat mereka merilis Revolution, terutama proteksi, dan kedua adalah mobilitas yang termasuk didalamnya adalah kemampuan observasi.
Paket-paket dari sistem Revolution yang akan diterapkan pada 61 tank dari keseluruhan Leopard 2A4 yang dibeli Indonesia dari Jerman tersebut mencakup:


  • Inti dari perlindungan yang ada pada Revolution adalah lapisan blok komposit AMAP (Advanced Modular Armour Protection) buatan IBD (IngenierBüro Deisenroth)-Deisenroth. Konsepnya adalah perlindungan 360o, dimana Leopard 2 Revolution harus bisa dilindungi dari segala sisi. IBD Deisenroth membagi sistem AMAP kedalam dua tipe proteksi, yaitu proteksi aktif/hardkill berbasis sensor yaitu AMAP-ADS (Active Defence System) dan proteksi pasif alias proteksi balistik. Bobot keramik nano ini saat dikonfigurasikan menurut standar proteksi NATO STANAG 4569 Level 3 atau 4/ AEP 55 Level 3. Keping AMAP dibangun dan disusun menjadi blok AMAP-B (Ballistic) yang dipasangkan ke side skirt, glacis, dan keseluruhan kubah termasuk sisi atas dan pangkal laras. Uniknya, pemasangan AMAP-B tidak diteruskan sampai ke belakang. Di bagian ini Rheinmetall justru memasang slat armour alias sangkar/teralis pagar yang mampu mengalahkan sumbu piezoelectric dari RPG-7.
  • Selain perlindungan berbahan pasif, untuk Revolution Rheinmetall memasang sistem perlindungan aktif. Yang pertama adalah modul smoke discharger/ jammer  pintar bernama ROSY (Rapid Obscuring System). Pada dasarnya sistem ROSY merupakan gabungan integral antara IR Jammer/ decoy dan pelontar granat asap.
  • Untuk seluruh kru disediakan SAS (Situational Awareness System), yang menyediakan pandangan panoramik disekeliling tank berkat keberadaan kamera-kamera SAS. Problem deteksi terhadap ancaman jarak sangat dekat, yang biasanya muncul dari infantri yang membawa roket AT, adalah satu problem klasik yang dicoba untuk dipecahkan oleh Rheinmetall. Pembeli bisa mengkonfigurasikan pemasangan SAS, apakah mau memasang 2 atau 4 kamera.
  • Sebagai senjata sekunder untuk Revolution, Rheinmetall memasangkan sistem Qimek RWS yang memiliki bobot 200kg ke Revolution. Qimek bisa dipasangi berbagai macam senapan mesin, mulai kaliber 7,62mm, 12,7mm, sampai pelontar granat 40mm. Sistemnya sendiri dilengkapi dengan 6 pelontar granat asap otomatis sebagai tambahan, dan dapat dilengkapi sistem optik pilihan pengguna yang dipasang di sisi kanan rumah senjata.
  • Tidak lagi harus bergantung pada kendaraan scout untuk mencari target, Rheinmetall membekali Leopard 2 Revolution dengan sistem SEOSS (Stabilized Electro Optical Sighting System) yang distabilisasi pada 2 sumbu. Kehadirannya bisa dipergoki dari kubah silinder di sisi atas kubah, sebelah tengah agak ke kiri. Lokasinya lebih dekat ke pintu palka pengisi peluru, walaupun displaynya tetap disalurkan ke posisi komandan SEOSS menggantikan PERI R-17A2 sebagai optik standar. tidak ada resiko terhadap integritas lapisan baja kubah. Inti utama dari SEOSS adalah kamera IR Pasif Safir dan laser rangefinder dimana datanya bisa dipasok ke sistem kendali penembakan EMES. Safir memberikan kemampuan deteksi yang cukup jauh berkat fungsi zoom yang dimilikinya, dengan bidang pandang 15o pada jarak 800 meter dan 5o pada jarak 2.500 meter, serta elevasi dan depresi sampai 70o.
  • Untuk membantu Leo 2 Revolution dalam menyanggong mangsa, Rheinmetall memasangkan APU (Auxillary Power Unit) besar berdaya 17 kW sehingga mesin diesel tidak perlu dinyalakan apabila Revolution sedang mengamati medan. APU tersebut cukup untuk mentenagai perputaran kubah atau sensor Saphir.
  • Upgrade terbesar dari sistem Revolution adalah pencangkokan sistem elektrik untuk menggantikan sistem hidro-pneumatik pada sistem kendali penembakan EMES-15 untuk membuatnya lebih andal dan lebih tahan terhadap impak terhadap Revolution. Rheinmetall tidak memberikan perubahan banyak terhadap sistem analog dari EMES-15 dengan alasan biaya, namun pengalaman kru ditingkatkan dengan penambahan interface digital yang memudahkan pengoperasian. Sebagai contoh, pemilihan sistem munisi kini dilakukan melalui display LCD layar sentuh. Berkat sistem kamera baru yang dibenamkan juga untuk penembak, penembak dapat memilih tampilan display, mau layar kamera panoramik yang lebih besar, atau display retikula senjata
  • Terakhir, berbicara mengenai sistem manajemen pertempuran (BMS-Battlefield management System), Rheinmetall menyediakan sistem koordinasi antar tank sampai pada level Brigade yang kompatibel dengan sistem INIOCHOS. Sistem INIOCHOS yang sudah diadopsi oleh AD Jerman dan Yunani merupakan sistem BMS modular yang dapat menghubungkan tank dengan tank, tank dengan infantri, maupun tank dengan markas brigade, termasuk koneksi langsung dengan Combat Net Radio dan TDMA (Time Division Multiple Access).

Tidak ada komentar: